Saat Gempa Melanda, Bersikaplah Seperti Daud!
Kalangan Sendiri

Saat Gempa Melanda, Bersikaplah Seperti Daud!

Inta Official Writer
      4004

"Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya."

Mazmur 73:26

Alkitab dalam setahun: Mazmur 45; 2 Timotius 3; Yesaya 43-44

Belakangan ini Indonesia sedang berduka. Tercatat 392 orang yang meninggal dunia akibat gempa bumi di wilayah NTB dan Bali. Bencana alam ini memang menyesakkan buat kita, apalagi kita kenal kalau bagian di wilayah ini sangat kaya akan keindahan alamnya. Alam yang indah kini berubah jadi tempat dimana banyak tangis karena kehilangan yang diakibatkan oleh ketakutan dan kehancuran.

Dalam kehidupan kita, sering ada bencana yang menerpa, sehingga kita merasakan ketakutan dan sedih. Daud juga pernah berada dalam posisi tersebut. Alkitab mengisahkan Daud kehilangan segalanya. Ia harus bersembunyi di sebuah goa yang gelap, bersembunyi dari Raja Saul yang sangat menginginkan ia mati.

Daud harus melarikan diri untuk menyelamatkan hidupnya, ia terpaksa meninggalkan segala kepunyaannya, mulai dari rumah, keluarga, sampai teman-temannya. Di tengah-tengah kesepian dan keputusasaannya, ia berseru kepada Tuhan.

Mazmur 142:2, "Dengan nyaring aku berseru-seru kepada TUHAN, dengan nyaring aku memohon kepada TUHAN."

Saat itu, Daud sangat ketakutan dan putus asa. Ia memikirkan segala hal buruk yang mungkin akan dialaminya. Namun, dalam tangisannya tersebut, ia mendapatkan pencerahan dari  Tuhan.

Mazmur 142:6, "Aku berseru-seru kepadaMu, ya TUHAN, kataku: "Engkaulah tempat perlindunganku, bagianku di negeri orang-orang hidup!""

Ditengah-tengah keadaannya tersebut, Daud melihat ada harapan. Tuhan adalah bagiannya, bahkan merupakan bagian terbesar dalam hidupnya, yang juga adalah harta karun yang menyediakan kebaikan dan berkat untuknya. Mungkin Daud berada sendirian di dalam goa yang gelap dan mengerikan, tapi ia memiliki segalanya sebab ia punya Tuhan.

Seringkali kita menanggapi bencana alam, atau kedukaan sebagaimana Daud mengalaminya. Kita cenderung melihat apa yang tidak lagi kita miliki dibandingkan dengan melihat apalagi yang kita miliki saat ini.

Kehilangan bisa berupa apa saja. Bisa jadi penurunan kesehatan, bisa juga putusnya sebuah hubungan yang menimbulkan dampak besar dalam kehidupan kita. Kehilangan bisa berupa pekerjaan atau kerugian dalam sebuah bisnis. Atau, menangisi kepergian seseorang yang kita kasihi.

Ada banyak hal yang bisa kita sebut sebagai kehilangan, tapi respon atau tanggapan kita akan selalu sama, takut, putus asa, kebingungan, bahkan depresi. Kita menangis sekuat tenaga pada Tuhan dan bertanya mengenai rencanaNya atas kehidupan kita.

Setiap kita pasti bertanya-tanya kenapa hal buruk ini bisa terjadi dengan meratapi setiap kehilangan. Namun, penting buat kita untuk mengingat hal yang masih kita miliki. Dalam masa-masa gelap itulah Daud menemukan sebuah pencerahan.

Seberapa besar kehilangan yang kita alami, tidak ada kompensasi yang lebih besar nilainya dari kehadiran Tuhan dalam kehidupan ini. Tuhan adalah berkat utama yang kita peroleh, Ia mengisi setiap bagian yang kosong dalam diri kita. Dengan kehadiranNya di dalam kita, kita jadi pribadi yang sempurna. Tidak akan lagi ada yang namanya kekurangan.

Tuhan adalah tempat perlindungan kita, tidak pernah sekalipun Ia akan meninggalkan kita. 

Hak Cipta © 2017 Doris Hoover, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami